Rabu, 02 Mei 2012

Hari-hari Membimbing penghafal (anggap saja begitu) ----- Padahal cuma ngalor - ngidul tidak jelas

Bismillah
Ada hari -hari menyenangkan, saat kondisi mereka stabil. Terlihat khusyuk dengan al Qur'an di tangan. Melegakan. Setoran lancar-lancar saja. Menggembirakan. Bahkan ada yang minta jam tambahan malam.
mengharukan.. *rasanya hati saya melting seketika, penuh lelehan air mata- berlebihan ~_~*

Ada hari-hari menjengkelkan pula ( tak indah saya tulis di sini. mungkin kali lain.. T_T )
Bukan hanya soal mereka sebagai anak-anak yang labil dan bergalau ria, tapi juga saya yang... yah... lemah iman, halusnya.

Menghafal Qur'an... Setiap waktu, setiap saat, muroja'ah.. menghafal.. setor... suara serak-sserak... mempercepat kedoweran bibir-yang ini saya dulu yang bilang.haha *yah.. anak-anak atau bahkan manusia pada umumnya ternyata diberi kecanggihan daya mendramatisir yang amazing*
Tidak seekstrem itu juga.
Biasa saja. Pada waktu tertentu, jam tertentu juga padahal ngafalnya.
Tapi kenapa terasa sangat berat bagi beberapa orang (anak)?

jawabannya: ENTAHLAH
Masa' mau nyalahin setan melulu? (Tuh, sampe curhat ke Mr.Fahd Djibran... katanya dipitnah manusia melulu. Ksian..)


Tapi ada beberapa kemungkinan *berdasarkan penelitian tidak berdasar dalam tempo yang relatif sangat singkat* yang akan saya coba paparkan sebagai amatiran, bahwa penyebabnya.... mungkin saja yang berikut ini:

1. Terlalu banyak mikir #kenapa sih, kita selalu miki ini susah, itu ngga bisa? Just do it. Lakukan saja. Coba aja. Jangan terlalu difikirin. Siapa tahu tiba-tiba kita udah dapat ngafal beberapa ayat? Nah! setorin langsung!

2. Karena kita kan manusia normal kali ya.. Bukan kaya penungang naga semisal Eragon, and his teacher Oromis ( kisah oleh Bang Chris...http://anggie72.wordpress.com/sinopsis-eragon-eldest/ ) yang bisa bagi-bagi konsentrasinya ke beberapa hal.. Jadi ini intinya: KITA TIDAK BISA MEMFOKUSKAN FIKIRAN KITA PADA APA YANG KITA HAFAL. Ini bisa jadi dipengaruhi point pertama, terlalu banyak fikiran, siiihhh

3. Alasan yang klise, senjata ampuh sesiapapun kalo lagi malas buat beralasan, yang bikin seniman mandek-mandek ga' menelurkan karya: MOOD. Saya ngga akan berpanjang-panjang bahas ini, tapi coba cek http://majalahtarbawi.blogspot.com/2011/11/tarbawi-edisi-227.html
( bertobatlah bari mengandalkan keMOODYan ini, sebelum disamakan dengan Mad Eye Moody- red)

4. Yah... ini terkait kemampuan kita sebagai makhluk yang serba terbatas. Mungkin pada dasarnya bukan dalam menghafal keunggulan kita. seperti di teori multiple Intelligence... Tapi bukan berarti kita sama-sekali tidak bisa menghafal. THAT'S BIG WRONG. Cuma ya... pandai-pandai menggunakan kelebihan kita untuk membantu kelemahan kita di bidang lain. Contohnya: Yang berintelegensi di bidang music, bisa coba sering-sering dengerin mp3...

5. Biar gimana, tidak bisa mengabaikan faktor pengajar. guru. Guru yang telaten mengarahkan murid binaannya, selain memang berkompetensi untuk menerima setoran hafalan (at least, dia pernah menghafal). Lebih bagus lagi, guru yang mampu meningkatkan hafalan anak, padahal kemampuan si anak bukan dalam hafalan ( Nah... pemungsian multiple intelligence di sini) Mungkin seperti metode menghafal dokter cilik http://buku.wordpress.com/2007/09/20/mukjizat-abad-20-doktor-cilik-hafal-dan-paham-al-quran/#comment-650

Wwah... pembahasan mulai serius...

6. Faktor x *ha.ha.hha... so' banget ya, ane* Ntahlah diartikan apa si faktor x ini. Tapi... mari kita bedakan antara orang genius dan di bawah genius. Orang di bawah genius perlu usaha keras, ekstra keras... dibanding orang genius. Yang diperluin di sini ya KEMAUAN. Orang genius juga, kalo dia ngga mau ya ga' bakalan bisa.

Yahhahah... sekian aja pembahasan yang ngga' jelas ujung pangkalnya.
AlhamduliLlah

1 komentar:

Leave your comment here